PERBAIKI NIAT.
Masalah keikhlasan niat merupakan masalah yang sulit, sehingga sedikit sekali perbuatan yang dikatakan murni ikhlas karena mengharap wajah Allah. Dan sedikit sekali orang yang memperhatikan keikhlasan niatnya, kecuali orang yang mendapatkan taufiq (pertolongan dan kemudahan) dari Allah. ADAPUN orang yang lalai dalam masalah ini, ia akan senantiasa melihat pada nilai kebaikan yang pernah dilakukannya, padahal pada hari kiamat kelak, bisa jadi perbuatannya itu justru menjadi keburukan baginya. Merekalah yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللهِ مَالَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَاكَسَبُوا وَحَاقَ بِهِم مَّاكَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِءُونَ
"Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat." (Qs. Az Zumar 47-48)
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
"Katakanlah: 'Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya'. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (Qs. Al Kahfi 103-104) (Tazkiyatun Nufus, 15-17)
👤 Yahya bin Abi Katsir berkata :
”Belajarlah niat, karena niat lebih penting daripada amal.” (Jami’ul Ulum Wal Hikam, I/70)
”Belajarlah niat, karena niat lebih penting daripada amal.” (Jami’ul Ulum Wal Hikam, I/70)
👤 Muththarif bin Abdullah berkata :
”Kebaikan hati tergantung kepada kebaikan amal, dan kebaikan amal bergantung kepada kebaikan niat.” (Jami’ul Ulum Wal Hikam, I/71)
”Kebaikan hati tergantung kepada kebaikan amal, dan kebaikan amal bergantung kepada kebaikan niat.” (Jami’ul Ulum Wal Hikam, I/71)
“Apakah yang paling berat bagi nafsu manusia?” Ia menjawab, ”Ikhlas, sebab nafsu tidak pernah memiliki bagian dari ikhlas.” (Madarijus Salikin, I/95)
👤 Yusuf bin Husain Ar Razi berkata :
”Sesuatu yang paling sulit di dunia adalah ikhlas. Aku sudah bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, seolah-olah timbul riya, dengan warna lain.” (Madarijus Salikin, II/96)
”Sesuatu yang paling sulit di dunia adalah ikhlas. Aku sudah bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, seolah-olah timbul riya, dengan warna lain.” (Madarijus Salikin, II/96)
Sulitnya mewujudkan ikhlas, dikarenakan hati manusia selalu berbolak-balik. Setan selalu menggoda, menghiasi dan memberikan perasaan was-was ke dalam hati manusia, serta adanya dorongan hawa nafsu yang selalu menyuruh berbuat jelek. Karena itu kita diperintahkan berlindung dari godaan setan. Allah berfirman :
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qs. Al A’raf 200)